Kisahku ini terjadi saat saya melakukan sebuah tugas akhir, tugasku ini saat sebelum aku masuk ke skripsi, dan setiap mahasiswa harus mengambil tugas akhir sebuah desain dan kebetulan guru pembimbingku ada lah Bu Via. Singkat saja, karena Bu Via sedang ada tugas lain di luar kampusku ini pada saat itu. Ketika selesai, Bu Via bilang aku datang ke rumahnya saja pada malam setiap hari untuk melanjutkan bimbingan. Malamnya aku datang. Medan777
Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang. Bu Via sudah bercerai dari suaminya. Ia berumur sekitar 37 tahun, dengan seorang anak yang masih TK. Meskipun sudah berumur 37 tahun, namun Bu Via masih terlihat seperti baru lepas ABG saja. Kulitnya putih, bersih dan segar. Badannya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi. Pada kaki dan tangan ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebar, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu. Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia.
Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab. Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi. Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera musik. Setelah bimbingan selesai, kami hanya menikmati ringan saja. Kemudian Bu Via minta tolong.
“Rud, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu.
Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya. Kamarnya wangi. Penataan interiornya juga indah. Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu ia punya selera yang bagus. Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus. Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya.
BONUS NEW MEMBER 50% TO X7 BETTINGAN
Lingerie-nya didominasi warna hitam. Aku juga menyukai warna seperti itu. Warna seperti itu sering pula kusarankan pada Kiki cewekku untuk dipakainya, karena pakaian dalam seperti itu membuat lebih bersemangat. Bu Via hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya. Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak. Ia keluar meninggalkanku sendiri di dalam kamarnya. Sesaat kemudian pekerjaanku selesai. Saat itu Bu Via masuk. Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku dengan lembut. AC dimatikan, sehingga udara gerah.
“Panas Rud? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC.
Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali melap keringat di dahiku. Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya. Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku tidak seperti biasanya. bahkan kemudian ia melanjutkan terus detak jantungku semakin kencang dengan semakin mendekati bibirku. Sesaat kemudian kusadari suka dengan lembutnya bibirku. Kedua dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.
Ia terus melumat bibirku. Lalu pelan-pelan membuka satu pertemuankancing kemejaku. Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku. Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya. Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku. Begitu pula yang kulakukandnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya. Kemudian ia melepaskan melepaskan bibirku dan membuka matanya.
Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata. Payudaranya sedang-sedang saja, tapi indah dan terlihat jelas potongan-potongan pendek bra hitam dengan barang-barang indah itu tampak semakin indah. Payudaranya seolah “dinding gantung” yang mengundang seorang pendaki untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling pembohong. photomemek.com Dan menengok ke bawah, mencatat bahwa itu termasuk jantungku juga kencang. Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan. Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada.
Kulihat Bu Via juga tersenyum membocorkan lonjoran tegang di balik celana dalamku. Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu. Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya. Ia tampak memejam sewaktu-waktu dengan erangan yang pelan ketika menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu. Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut. Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan. Ia memilih sabar dan tidak terburu-buru untuk segera menuju puncak kenikmatan.
Bibirnya kemudian mengambil gambar dari bibirku dan menyelusuri leherku dengan foto. Napasnya menyentuh kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang mengging leherku namun menentukan ia tidak ingin meninggalkan bekas. Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Kiki uperkenalkan saat kami bertemu di sebuah toko buku.
Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia sewaktu-waktu membocorkan batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam. Sesaat ia mempermainkannya dari luar. Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku. Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap mengemudikan gairah libido kewanitaannya.
Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku. Maka aliran yang hangat yang berawal dari permukaan syarafku-pelan pengiriman aliran darah menuju ke otakku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian yang diambil. Bu Via terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan mencari yang menerbangkanku ke awang-awang. Cara mempermainkan barang kejantananku itu sangat berbeda dengan Kiki cewekku. Kiki melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Via sangat lembut seolah-olah tidak ingin melewatkan seluruh bagian saraf yang ada di situ. Cukup lama Bu Via melakukan itu.
Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya. Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya. Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku. Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan. Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang berwarna merah kecokelatan, tumbuh bulu-bulu halus. Menambah keindahan buah dadnya. Tapi aku tidak memulainya dari situ. Aku hanya mengelus putingnya Kemana-mana. Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya.
Kumulai dari lehernya. Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat. Ia mendesah terpatah-patah. Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur. Jari-jariku memijit lembut bukit menyenangkan di depan dan kadang-kadang kupelintir pelan menempatkan merah kecoklat-coklat yang tumbuh matang di ujung buah itu. Kurasakan lebih lama menempatkan itu pun semakin keras dan kencang. Setelah puas pinggangnya, aku turun ke belakang. Dan segera kulahap menempatkan yang menonjol merah coklat itu. Ia berteriak pelan. Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti. Medan777
Kusedot menempatkan itu dengan lembut. Ya, dengan lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Via. Mulutku seperti lebah yang terbang kemudian terbang ke buah dada satunya. Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap. Maka sayalah yang berhasil. Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah pengganti yang lain.
Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya. Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan. Aroma dari vaginanya. Semakin besarlah gairah yang mengalir ke otakku. Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran. Cara Bu Via terkesan mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang. Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jem.,,,,,,,,,,,,,,,