Bercinta Dengan Genderuwo !!!

 


Suatu ketika yang merupakan sebuah kisah nyata dengan menaiki sebuah mobil Kijang yang mengunjungi sebuah desa yang lumayan terpencil, nama desanya adalah Desa Cimani Gunderuwo yang berarti Air Sprema Gunderuwo. Desa Cimani Gunderuwo merupakan nama yang tidak patut disebut untuk nama sebuah desa. Desa itu terletak di suatu pedalaman hutan kota Banten. Kurang lebih 150 KM ke arah barat dari pusat kota. Sangat jauh dari hiruk pikuknya kendaraan, dan sangat jarang terjamah oleh orang luar.

Terbukti dari akses jalan yang masih sangat minim untuk menuju ke sana. Sandra, Gisti, dan Gilang. Mereka adalah reporter dari salah satu stasiun televisi lokal. Mereka tugas untuk meliput desa tersebut. Karena ada beberapa laporan masyarakat yang masuk pada pihak redaksi tentang desa tersebut.

Setelah sekian lama berkendara, mereka pun menepikan mobil mereka ketika telah menemukan tempat yang mereka cari. Mereka akhirnya tiba di desa Cimani Gunderewo. Desa itu terlihat terlihat seram. Pohon-pohon besar yang mengelilingi desa tersebut. Lolongan anjing sayup-sayup terdengar di kelebatan hutan, memecah keheningan malam. Sungguh, semakin membuat ngeri tempat itu.

“Lang, anter dong. Gue kebelet pipis nih.” ucap Sandra kepada Gilang.

“Yaalah, elu. Yaudah deh, yuk gue anter.” balas Gilang.

“Terus gue gimana guys?” ucap Gisti.

“Elu diem aja disini Ti. Lu jagain mobil. Siapa tau ada warga yang lewat, lu kan bisa minta ijin sekalian tempat tinggal sama mereka.” ucap Gilang.

“Tapi aku takut sendiri disini.”

“Udah tunggu aja Ti. Bentar doang kok.”

“Ayo cepetan Lang, gue udah kebelet.” lanjut Sandra seraya menarik tangan Gilang memasuki hutan.

Mereka pun mulai menghilang di balik pepohonan, meninggalkan Gisti sendirian di dalam mobil. Di suatu desa yang sangat seram. Gisti, gadis kelahiran Bandung 21 tahun yang lalu. Dia memiliki paras yang cantik khas mojang kota kembang, dengan kulit yang berwarna putih bersih. Gadis ini memiliki tinggi 159 cm dan berat 42 kg. Payudaranya berukuran 36 B, juga pinggul yang semok membuat dia sangat menarik setiap kaum Adam yang memandangnya. Gisti memiliki seorang tunangan yang sudah ia pacari semenjak ia duduk di kelas 2 SMA. Umur mereka terpaut 5 tahun. Namun Gisti sangat mencintai tunangannya saat ini, karena dia tak pernah mau merenggut keperawanan Gisti semenjak mereka pacaran dulu.Paling banter mereka hanya melakukan piting dan Blow Job saja. Pria itu sangat menghormati Gisti sebagai perempuan, dengan menjaga keperawanan gadis ini.

20 menit sudah Gisti duduk termenung di dalam mobil sendiri. Dia sudah mengerti lagi dengan kelakuan kedua temannya tadi. Mereka pasti tengah bersetubuh di dalam hutan itu. Karena bosan, Gisti pun mencoba untuk masalah di sana. Namun belum lama dia samping, terdengar suara ketukan di kaca mobilnya. Dan Gisti pun segera menoleh ke asal suara. Dia mendapati sesosok pria paruh baya baya tengah berdiri di luar mobilnya. Ki Samad, panggil saja begitu. Lelaki ini berusia sekitar 86 tahun. Seluruh wajah penuh dengan kerutan.

Dia memiliki tinggi sekitar 152 cm dan berat 60 kg. Namun dia masih bisa berdiri tegap dalam usianya yang hampir satu abad itu. Akhirnya Gisti pun menghampiri itu. Dia mengemukakan kedatangannya dan kedua teman-temannya pada ki Samad.

Agen Togel Online Terpercaya ( Min Bet 100 )

Gisti pun meminta sebuah tempat tinggal sementara untuk mereka tinggali selama beberapa hari di desa tersebut. Ki Samad pun mengangguk mengerti, dan mengajak Gisti ke suatu rumah milik warga tak jauh dari mobil mereka. Gisti mengunci pintu mobilnya, kemudian ikuti ki Samad memasuki sebuah rumah. Meskipun hanya sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu, rumah itu cukup nyaman dan layak untuk ditinggali. Akhirnya Gisti pun berterima kasih kepara ki Samad. Sebuah senyum terlukis indah di bibirtipisnya.

“Eh maaf Ki, teman-teman saya sudah lebih dari 1 jam memasuki hutan disana. Kalo aki ketemu sama mereka, tolong beri tahu mereka kalo saya ada disini ya ki. Mereka pakai baju yang sama seperti yang saya pakai ini ki. Mohon maaf sebelumnya kalo merepotkan.” ucap Gisti pada ki Samad.

Ki Samad hanya mengangguk mengerti, seraya menyuguhkan makanan pada Gisti. Lelaki ini tahu kalau Gisti sedang lapar. Dan mereka pun makan bersama malam itu. Meski hanya sekedar makanan yang sederhana, namun cukup membuat Gisti merasa kenyang. Setelah makan, Gisti pun mulai mengambil ponselnya dan menyeting perekam. Dia ingin mengorek informasi desa ini pada ki Samad. Gisti pun melayangkan beberapa pertanyaan di kakek itu.

“Eh ki, maaf sebelumnya. Saya dari stasiun tv XXX dateng kesini untuk mencari informasi dari desa ini. Kalo boleh tau, kenapa desa ini dikasih nama Cimani Gunderewo yaa ki?” tanya gadis itu.

“Oh itu, jadi ceritanya gini neng. Dulu, banyak orang yang dateng kesini untuk pengasihan. Pengasihan Gunderewo tepatnya. Jadi, setiap orang yang mau kaya dateng ke sini sambil bawa perawan sebagai tumbal.” ucap ki Samad.- PARISQQ

“Nah, terus perawan itu dibawa ke gua di hutan sebelah sana. Gua itu dipercaya tempat tinggalnya Gunderewo neng.” sambung.

“Oh begitu ki. Terus para perawan itu di apain lagi ki? Apakah gunderewo itu menampakan diri sama warga disini? Terus, para perawan yang dijadikan tumbal, apakah mereka terlihat kembali?” Tanya Gisti memberondong.

“Yaa, para perawan itu di letakan di suatu ruangan di dalam gua itu. Terus tumbal itu di ikat kedua kaki dan tangani membentuk huruf X dalam keadaan di atas batu persembahan.” jawab ki Samad Serius.

“Gunderewo itu tidak pernah menampakan diri sama seperti orang neng. Dia hanya menampakan diri ke kuncen ataupun gadis tumbalnya saja. Mereka yang menjadi tumbal pengasihan Gunderewo tak pernah terlihat keluar lagi dari gua itu neng, warga sini percaya yang ditumbalkan itu dijadikan gundik sama Gunderewo disana.” terus seraya membocorkan nanar ke Gisti.

“Oh, iyaa ki. Aki sendiri pernah melihat sosok Gunderewo itu gak?” Tanya Gisti lagi.

Ki Samad hanya mengangguk, sambil memandang matanya tak pernah lepas dari tubuh seksi Gisti. Membuat Gisti merasa risih dibuatnya.

“Kalo saya boleh tau, bagaimana rupa dari Gunderewo itu ki?”

“Kenapa neng nanyain hal itu?” jawab ki Samad galak.

“Maaf ki. Ini info yang sangat penting dalam liputan saya. Hal ini akan jadi berita yang sangat penting buat masyarakat luas. Jadi saya mohon maaf kalo aki merasa terganggu dengan pertanyaan saya barusan.” jawab Gisti tertunduk.

“Kalo neng bener-bener ingin tahu rupa dari Gunderewo itu, neng harus masuk ke gua itu. Soalnya saya tau kalo neng ini masih perawan kan. Gunderewo itu pasti dengan senang hati menampakan wujudnya sama neng.” ucap ki Samad seraya tersenyum pada Gisti, menampakan susunan giginya yang telah menghitam.

Gisti terlihat terkaget dibuatnya, dia bergidik ketakutan. Namun tak lama kemudian, Gisti merasa pusing dikepalanya. Seluruh pandangannya mulai mengabur, dan dia pun jatuh pingsan. Ki Samad tersenyum melihat itu. Semua rencananya berhasil.

###############################

Kedua tubuh sedang bergumul di dalam rimbunnya semak-semak. Mereka sedang saling tumpang tindih dalam keadaan yang telanjang. Yaa, kedua sosok itu merupakan Sandra dan Gilang. Gilang sedang memacu tubuh montok Sandra dalam keadaan missionaris. Kedua kaki Sandra berada di bahu Gilang, membuat vaginanya terangkat menghadap Gilang. Hal ini membuat ukuran penis keluar masuk dengan lancar divagina Sandra.

“Aagghh, terus lang. Aggghh, kontol lu enak banget. Agghh,, ogghhh,, yaa terus.. Aggghh..” desah Sandra menikmati genjotan Gilang.

“Agggghhh, iyaa dra. Memek lu juga enak banget.. Agghhh… Kontol gue berasa di pijet di dalam memek lu.. Agghhh…” jawab Gilang sambil berdoa genjotannya.

Sandra anya mendesah dan mengerang pembuatannya. Kedua pandangan terpejam, menikmati antara kelamin mereka. Sandra seolah terbang ke langit ke tujuh dibuatnya.

“Aaggghhh,, dra, gue mau keluar.. Aaggghhh… Ooggghh..” ucap Gilang sambil mulai menciumi payudara Sandra.

Sandra kelojotan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian, dia merasakan hangat yang muncrat di dalam vaginanya. Ternyata Gilang telah mendapat orgasmenya yang kedua malam itu.

Tubuh Gilang pun ambruk menimpa tubuh Sandra. Sandra masih terpejam menikmati denyutan penis Gilang di dalam vaginanya. Dia memeluk Gilang dengan erat. Namun dia pun berteriak ketika membuka matanya. Dia melihat beberapa orang yang mengelilingi mereka berdua, Sandra hitung ada sekitar tujuh orang.

Sandra pun segera membangunkan Gilang, namun tak ada respon darinya. Dia pun menggulingkan tubuh Gilang ke samping, dan memungut pakaiannya untuk menutupi ketelanjangannya. Sandra berteriak kembali ketika dia melihat kedua kalinya yang berlumuran darah segar. Dia sapukan pandangannya ke arah Gilang, dan temukan luka sayatan di tubuh Gilang. Ternyata Gilang telah mati di tangan para penduduk setempat. – BaliVegas4D

“Aaaarrgggghhhh! Siapa kalian?” jerit Sandra.

“Biadab kalian! Kalian telah membunuh Gilang. Dasar manusia biadab kalian!” Lanjutnya memaki para penduduk tersebut.

Namun ke tujuh orang yang mengelilingi Sandra tidak mengeluarkan sekecap katapun. Mereka hanya membocorkan Sandra dengan lapar. Sebuah senyuman mengembang di wajah mereka semua, lalu secara bersamaan menyerang tubuh Sandra.

“Tidak! Mau apa kalian semua biadab? Untuk panjang! Untuk panjang! Aarrgghh, lepas kan! Untuk panjang! Untuk panjang!” jerit Sandra jaringan.

Namun jeritannya tidak berpengaruh apapun pada mereka semua. Dengan sangat bernafsu, mereka mulai menggerayangi tubuh telanjang Sandra. Mereka meremas payudara Sandra dengan sangat kasar, dua orang dari mereka mengoreki vagina Sandra dengan sangat kasar juga. Setiap lekuk tubuh Sandra tak ada yang terlewat dari jamahan tangan nakal mereka. Satu pertemuan dari mereka mulai melepas semua baju mereka. Dan tujuh batang besar mulai terpampang jelas di hadapan Sandra, minta untuk dipuaskan.

Sandra bergidik melihat ukuran penis mereka. Dia tak membayangkan membayangkan apa yang akan segera menimpa tubuh seksinya lagi. Satu per satu mereka mulai mendekati tubuh telanjang Sandra. Dan tanpa menunggu lama lagi, sebuah penis besar menembus vagina Sandra dengan sangat kasar. Sandra berteriak. Vaginanya serasa disayat oleh silet. Namun jeritannya tak keluar lama, setelah satu penis besar telah menembus bibir tipisnya. Sandra merasa sangat tersiksa dibuatnya.


Satu demi satu penis besar telah keluar masuk divagina dan mulutnya. Satu penis yang keluar setelah menyemburkan sperma, segera menyusul dengan penis besar lainnya. Tidak memberi Sandra waktu untuk sekedar menarik nafas. Dia sangat lemah dibuatnya. Vaginanya mengeluarkan bercak darah, penis besar para penduduk setempat telah merobek vaginanya.

Sandra mulai mendapatkan kesadarannya kembali dan mulai berontak, ketika dirasa ada sesuatu yang menggesek lubang duburnya. Sebuah penis besar tengah mencoba untuk menembus lubang duburnya dari belakang. Sandra berteriak memohon, berharap mereka akan sedikit tiba pada dirinya. Namun usahaan sia-sia saja. Para pemerkosanya itu sama sekali tak peduli pada Sandra.

“Mmhhh, jangan! Mmmhhh.. Ampun! Mmhhh…” jerit Sandra disela kulumannya.

Dan “aaarrrrgghhh!” Sandra scream, dia melolong. Sebuah penis raksasa menembus paksa lubang duburnya yang masih perawan dalam satu sentakan kasar.

Sandra tak mampu menerima lagi semua itu. Tubuhnya telah mendapat titik maksimal dalam menerima rasa sakit, dia pun jatuh pingsan. Para penduduk masih terus melakukan aktifitas mereka di atas tubuh Sandra. Mereka sama sekali tak peduli pada keadaan Sandra saat itu. Mereka terus menggenjot dan meremasi tubuh Sandra secara brutal. Seluruh lubang di tubuh Sandra terus menerus dijejali penis raksasa mereka tanpa jeda sedikit pun.

Mereka berniat untuk memberikan luka permanen pada tubuh Sandra. 4 jam kemudian mereka baru selesai dengan tubuh Sandra. Seluruh tubuh Sandra dipenuhi dengan bercak sperma yang mengering. Lelehan sperma masih merembes dari dalam mulut, lubang vagina dan lubang duburnya yang menganga lebar. Bercak darah pun masih terlihat jelas di kedua lubang tersebut. Setelah puas dengan tubuh Sandra, mereka pun mengenakan pakaian mereka kembali.

Tubuh telanjang Sandra yang sudah sangat mengenaskan mereka ikat di pohon pinus. Jangan lupa mereka dan madu di seluruh tubuhnya, dan menjejalkan bunga pinus di lubang vagina dan duburnya. Sedangkan mayat Gilang, mereka buang ke sungai. Setelah semuanya selesai, mereka pun kembali ke desa. Meninggalkan Sandra yang masih pingsan di dalam rimbunnya hutan sendiri.

#######################################

Gisti terbangun setelah mencium bau yang sangat menarik hidungnya. Dia sama sekali tak ingat dengan kejadian yang dia alami kemarin, dia masih sangat pusing. Dia pun membuka mata dengan perlahan.

“Wahai Gunderewo, terimalah tumbal dari kami semua. Dan berikan kami hasil panen yang berlimpah.” ucap seorang lelaki.

Mendengar itu, Gisti segera mengerjapkan matanya yang masih mengabur. Tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakan. Dia pun mulai melihat kesekeliling, mengamati keadaan. Gisti berteriak sejadi-jadinya, dia tau keadaannya saat ini.

“Sadar juga kamu neng.” ucap suara yang tak asing bagi Gisti.

“Ki amad! Apa yang aki lakukan sama saya? Saya mau diapakan ki? Untuk panjang! Untuk panjang!” teriak Gisti.

“Percuma geulis, gak akan ada orang yang bakalan denger kamu disini. Kamu bakalan aki tumbal untuk Gunderewo.” ucap Ki Samad.

“Tidak! Apa salah saya ki? Untuk panjang! Saya gak mau jadi tumbal. Untuk panjang!” teriak Gisti.

Namun tak ada satu pun yang menolongnya. Ki Samad terlihat khusu melanjutkan mantera pemanggilan Gunderewonya. Mulutnya komat-kamit merapalkan mantra. Dan tak lama kemudian, kepulan secepatnya mulai memenuhi ruangan gua tersebut. Gisti meronta, dia mencoba melepas dirinya.

Gadis cantik itu tengah berbaring di atas sebuah batu yang datar. Kedua tangan dan kaki nya di ikat ke setiap sudut batu itu. Tubuh seksinya itu tak tertutupi sehelai benangpun, ia telah telanjang. Vagina dan payudaranya terpampang dengan sangat jelas. Membuat orang ingin segera bersiap dan menjamah bila melihatnya.

“Siapa yang berani membangunkanku?” sebuah suara geraman menggema di gua tersebut.

“Ampun Gunderewo. Saya ki Samad.” jawab ki Samad sambil sambil.

“Ah, ki Samad!”

“Apa gerangan kamu sampai berani mengganggu tidur lelapku? Hah?” lanjut Gunderewo itu.

“Ampu. Saya bawa tumbal baru buat Akang. Saya hanya meminta imbalan dengan hasil panen yang melimpah 2 tahun ke depan.”

Gunderewo itupun pilihan pandangannya pada batu persembahan. Dia tersenyum lebar ketika melihat sosok gadis perawan berparas ayu berbaring di atasnya. Dia kemudian tertawa dengan sangat menggema.

“Hahaha… Tambal yang bagus Samad. Haha… Baiklah, saya akan membuat panen warga desa melimpah untuk dua tahun ke depan. Ha ha ha…”

“Sekarang pergilah! Biarkan aku menikmati tumbal ku!” lanjut Gunderewo itu seraya mendekati tubuh Gisti.

Ki Samad pun meninggalkan gua itu dengan segera. Dia tidak ingin mengganggu prosesi yang akan dilakukan Gunderewo itu pada Gisti. Dia sudah terlalu senang dengan apa yang akan dia dapat di ladangnya untuk dua tahun ke depan.

Sesosok makhluk tinggi besar menghampiri tubuh Gisti. Tingginya sekitar 2 meter lebih. Badannya berwarna hitan legam, dengan bau yang sangat tercium di seluruh tubuhnya. Bulu hitam kasar seluruh tubuh makhluk itu. Sepasang mata merah yang menyala membocorkan nanar pada Gisti. Taring tajam pun menghias di bibir tebalnya. Gisti terbelalak tak percaya melihat sosok di hadapannya sekarang.

Dia berontak lebih keras, mencoba untuk melepaskan di tubuhnya lebih keras. Gisti berteriak sejadinya. pertolongan kepada siapa pun yang bisa. Namun semua usaha itu nihil. Tak ada seorang pun yang berani masuk ke gua tersebut. Melihat mangsanya memanfaatkan tak berdaya, membuat penis Gunderewo itu menyembul keras. Batang penisnya sangat besar dan panjang. Diameternya mencapai 15 c, dan panjangnya hampir 35 cm. Sungguh raksasa penis.

Gisti menggidik ketakutan melihat penis Gunderewo itu. Dia tak membayangkan membayangkan benda sebesar itu menembus liang vaginanya yang masih perawan. Gisti mulai menangis saking takutnya pada makhluk itu. Gunderewo itu mulai tak sabar ingin segera menikmati tubuh Gisti. Dia mulai menjamah tubuh gadis itu.


Tangannya segera menggerayangi tubuh seksi Gisti dengan perlahan. Mahluk itu mulai mengaktifkan setiap titik sensitif di tubuh Gisti dengan sangat intens. Tangan besarnya meremasi payudara gadis itu dengan perlahan. Sedangkan mulutnya mulai menjilati wajah cantik Gisti. Mahluk itu mencoba mencium bibir mungil Gisti. lidahnya yang panjang dia coba untuk menelusup masuk ke dalam bibir Gisti.

Namun Gisti pernah mau membuka mulutnya. Gisti terpejam, dia tak sanggup melihat sosok bayangan di atas sana. Hidungnya mencium bau yang sangat cocok untuk dinikmati. Dia sampai ingin muntah dibuatnya. Bibirnya dia katupkan dengan sangat keras. Dia tak mau berciuman dengan makhluk jelek nan bau ini.

Takkan pernah! Karena geram, Gunderewo itu pun mencubit kiri Gisti dengan sangat keras. Membuat Gisti membelalak. Mulutnya terbuka, jeritan sejadinya. Dan pada saat itu lah, Gunderewo ini menesulupkan lidahnya ke dalam bibir tipis Gisti. Mahluk itu mulai mencium bibir gadis itu. Dapatkan seperti serangan itu, Gisti merasa sangat mual. Ada rasa aneh yang sangat tidak dikenakan di dalam mulutnya.

DEPOSIT 50.000 JADI 100.000 TO X5

Air liur makhluk itu juga berbaur di dalam mulutnya. Dia sampai muntah dibuatnya. Kedua matanya mulai menangis semakin deras. Lidah panjang makhluk itu menggelitik setiap rongga mulut Gisti. Dia ingin membuat Gisti terbiasa dengan rasa dari liurnya itu. Tangan kanannya meremasi payudara kiri Gisti, untuk memilin meletakkan payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. Sedangkan tangan kirinya, dia gerakan menuju vagina Gisti. Merasakan sesuatu yang sangat kasar menggesek lubang vaginanya.

Upaya untuk menstimulus daerah istimewanya tersebut. Gisti mencoba menahan mati-matian setiap rangsangan tersebut. Namun dia pun hanya wanita biasa. Menerima serangan yang intens, lubang vaginanya pun membasah di jari-jari kasar sesosok Gunderewo. Mengetahui mangsanya sudah terangsang, Gunderewo itu pun segera mulai membicarakan hal ini ke bawah. Dia jilati setiap lekuk tubuh Gisti. Mulai dari wajah, telinga, leher, perut, dan kedua bongkahan payudaranya Gisti. Tak ada bagian ang terlewat dari jilatan lidah panjangnya itu.

Cerita Sex Birahi Terbaru | Ketika pagutan muncul itu terlepas di tengah-tengah, Gisti meludah terus menerus. Dia ingin membuang semua air liur makhluk itu yang selalu menempel di rongga mulut. Dia juga mencoba untuk menahan setiap rangsangan di tubuhnya dengan sangat kuat. Namun sia-sia saja semua usaha itu. Gisti pun mulai mendesah dan mengerang, ketika lidah panjang makhluk itu mulai menjilati lubang vaginanya. Gunderewo itu menjilati setiap inci vagina Gisti dengan sangat telaten. dia coba untuk memasukan lidah panjangnya itu ke dalam lubang sempit dihadapannya.

Lidah itu pun mulai masuk lubang vagina Gisti bak seekor keluar ular. Gunderewo itu menjilati seluruh rongga di dalam vagina Gisti. Menerima itu semua, membuat desahan Gisti semakin menjadi. Mulutnya tak berhenti mengerang dan mendesah. Gunderewo itu sungguh sangat pintar membuat setiap titik sensitif di tubuhnya.

Tak lama, Gisti pun merasakan sesuatu yang sangat enak di vaginanya. sebuah perasaan yang tak pernah dia rasa kan sebelum nya. Ada sebuah dorongan yang ingin keluar dari dalam vaginanya. Semakin dia tahan, semakin kuat dorongannya. Dan tanpa bisa bisa lagi, Gisti pun mendapatkan orgasme nya yang pertama seumur hidupnya itu. Cairan bening nan lengket menyembur deras dari dalam vaginanya. Dan langsung masuk ke dalam mulut Gunderewo itu semuanya. Yaa, Gunderewo itu habis setiap cairan yang keluar dari dalam liang vagina Gisti. Mahluk itu menelannya habis, tak bersisa. Tubuh Gisti masih mengejang sambil mengejat-ngejat. Dia sangat sangat tenggelam oleh kenikmatan yang baru dia dapat hari itu. matanya terpejam, sedang kan mulutnya membuka lebar. Melihat kesempatan itu, Gunderewo segera mencoba untuk memasukkan penis raksasanya itu ke dalam mulut mungil Gisti. Dia mendorongnya dengan kasar, membuat Gisti sangat terkejut. Ukuran penisnya yang terlalu besar, tak muaturun ke dalam bibir Gisti. Hanya sebatas kepalanya saja yang dapat masuk, itu pun tak muaturun. Hal itu membuat Gisti sangat tersiksa. Mulutnya dipaksakan untuk menganga sampai ukuran maksimal.

Koleksi Cerita Sex Birahi | Penis raksasa itu memaksa mulut Gisti untuk membuka ukuran yang sebelum nya belum pernah bisa dia capai. Penis Gunderewo itu seolah ingin merobek mulut Gisti. Kesal karna penisnya tak bisa masuk ke dalam mulut Gisti, Gunderewo ini pun mulai memposisikan posisinya di atas tubuh Gisti. Dia raksasa penisnya yang bersisik itu tepat di depan lubang vagina Gisti yang masih perawan. Dia menggesek-gesekannya untuk beberapa saat. Dan saat dirasa sudah tepat di depan vaginanya, dia mendorong penisnya merobek vagina mungil Gisti dalam satu hentakan kasar. ‘Breeeettt’ Gisti yang awalnya terbuai oleh rangsangan di vaginanya itu mulai berteriak sejadi-jadinya. Dia merasakan perih yang teramat sangat di lubang kelaminnya itu. Tubuhnya mengejang ke atas, menahan rasa sakit yang tak terkira itu.

Dan Gisti pun jatuh pingsan, tak kuat menerima rasa sakit. melihat mangsanya sangat lemah, Gunderewo itu sangat marah. Dia mulai menggerakan penisnya dengan sangat kasar di lubang vagina Gisti. Dia menggenjot vagina mungil Gisti dengan sangat brutal. Mahluk itu tanpa memandang vagina Gisti untuk bisa menerima seluruh batang penisnya yang sangat besar dan panjang itu. Dia hentakan pinggulnya dengan sangat keras, seolah ingin mendobrak dinding rahim Gisti.

Setelah beberapa hentakan yang sangat kuat di dalam vagina Gisti, akhirnya seluruh penis Gunderewo itu pun masuk keseluruhnya. Penis yang berdiameter 15 cm, dan panjang 35 cm itu pun bersarang dengan manis di dalam vagina mungil Gisti. Sampai vagina Gisti mengembung dibuatnya. Seluruh otot vagina Gisti seolah meremasi setiap bagian penis Gunderewo itu. Mahluk itu merasa sangat dimanjakan dibuatnya. Dia pun mulai mendorong genjotannya di dalam vagina Gisti. Penis makhluk itu menghentak dengan sangat kuat mendobrak vagina Gisti. Kemudian dia mencabut penisnya dengan sangat perlahan, menikmati setiap membaca antara dinding vagina Gisti yang lembut dan Penisnya yang bersisik itu. Mahluk itu melakukannya terus menerus, sampai membuat Gisti tidak sadar dari pingsannya.

“Aaaawwwhhh,, sakiiitt… Berhentiiii… Sakiiitt,, aku mohon! Awwwhhh…” ucap Gisti mengiba.

“Diam kau sundal! Mulai detik ini tubuhmu adalah milikku. Kau sama sekali tak berhak lagi atas seluruh tubuhmu ini.” Gunderewo itu sambil berkata genjotannya.

“Kamu itu sudah dijadikan tumbal untuk ku. Jadi mulai saat ini, kamu adalah budak birahiku. Hahaha…” lanjutku makhluk itu sambil tertawa.

“Tidak! Aku tidak sudi! Lepas kan aku dasar makhluk menjijikan!” maki Gisti sambil meludah ke arah makhluk yang sedang menggagahinya.

“Dasar kurang ajar kak sundal! Lihat, aku akan menyetubuhimu dengan sangat ganas dari sekarang. akan kubuat kau bertekuk lutut pada kontolku ini.” makhluk itu geram.

Pompaan di dalam vagina Gisti makin cepat dan kuat saja. Mahluk itu ingin membuat Gisti merasakan orgasme ganda. Gunderewo itu ingin membuat Gisti tak bisa lepas atau menolak penis raksasanya lagi. Mahluk itu mulai menyetubuhi Gisti dengan sangat menggila. Penisnya mengeluarkan precum di dalam lubang vagina Gisti.

Cairan itu mengandung bakteri, yang akan membuat vagina korbannya merasa sangat gatal dan dibuatnya geli. Precum yang Gunderewo itu keluar kan dalam dosis yang cukup banyak di dalam vagina becek Gisti. makhluk itu ingin membuat Gisti tak bertingkah lagi. Gisti merasa ada yang aneh di dalam vaginanya. Dia merasakan ada sesuatu yang sangat panas di dalam vaginanya. Gadis itu merasakan vaginanya sangat gatal dan sangat geli, sehingga tanpa dasar dia pun mendesah-desah menerima setiap sodokan penis raksasa Gunderewo itu.

Tahu kalau rencananya berhasil, itu pun gerakannya di dalam vagina Gisti. Dia mengeluarkan penisnya dalam satu tarikan kuat. Suara ‘Plooop’ ketika penisnya keluar. Lubang vagina Gisti nampak menganga sangat lebar. Bercak darah masih menetes dari sana. Gisti tersadar dari lamunannya. Dia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam vaginanya.

Lubang vaginanya terasa sangat gatal saat digaruk. Namun benda yang sedari tadi keluar masuk di vaginanya telah hilang. Sedang kan kedua tangan dan memotret dengan keras, membuat tak bisa melakukan apapun selain menggesek-gesekan kedua pahanya. Gunderewo itu hanya tersenyum melihat perilaku Gisti. Dia merasa puas dengan apa yang telah dia lakukan pada gadis alim tersebut. dia telah berhasil untuk mengubah sifat Gisti, dan membuang semua rasa malu gadis itu. Gunderewo itu telah berhasil membuat Gisti bertekuk lutut pada penisnya. Mahluk itu telah berhasil membuat Gisti menjadi budak sexnya.

“Aaaaggghhhh… Hmmm… Aggghhh…. Sssssssssssssssssssssssssssssssss. desah Gisti.

“Kenapa kau menggeliat seperti cacingan seperti itu manusia? Hah?”

“Apakah memekmu gatal ingin di garuk? Apakahmemek mu rindu sama batang penis besar ku? Hah? Jawab!” ucap Gunderewo itu sambil tajam membocorkan ke arah Gisti. Sebuah cinta yang seolah-olah sebagai derajat Gisti sebagai seorang wanita alim.

“Aaaagghhh,, iyaa tuan… Aggghhh… Tolong berikan kontol besarmu itu… Aggghhh…”

“Tolong garuki memek gatalku ini tuan… Aaaagghhh…. Setubuhi aku tuan… Aggghhh… Aku adalah budak sex tuan…. Ooooouggghhh….” ceracaunya Gisti makin tak jelas.

Mendengar itu semua Gunderewo hanya tersenyum dengan bangga. Predikatnya sebagai makhluk bau, jelek, dan menjijikan namun tetap bisa menaklukan wanita muda yang amat cantik tetap melekat pada dirinya. Dia pun tersenyum lebar, kemudian melepaskan di kedua kedua kaki dan tangan Gisti. Gisti yang merasa bebas, segera mengarahkan mengarahkan menuju lubang vaginanya. Dia langsung menggeseki vaginanya dengan cepat dan bernafsu. Gisti mulai memasukan satu demi satu jarinya ke dalam vagina nya yang sudah sangat basah itu sambil terpejam. Ternyata semua jarinya mampu masuk ke dalam lubang vaginanya itu. Sekarang dia mengeluar-masukan kepalan tangan nya di dinding vaginanya yang sangat gatal itu. Gunderewo tertawa dengan sangat keras dengan apa yang telah dia buat pada gadis alim ini. Dia sangat puas melihat Gisti menggesek vaginanya sendiri dengan susah payah. Gisti terlihat sangat bernafsu saat itu. Dia mencoba segala yang dia bisa untuk menghilang kan rasa gatal di dalam vaginanya. Namun semuanya sia-sia saja. Rasa gatal di vaginanya tak pernah hilang, namun bertambah gatal setiap detiknya.

Frustasi, Gisti pun menangis. Dia merasa sangat tersiksa dengan rasa gatal di vaginanya itu. Dia terlihat sangat tersiksa karena ulahnya sendiri pada vaginanya. Karena panggang, Gunderewo itupun berbisik pada Gisti.

“Rasa gatal di vaginamu itu hanya bisa hilang dengan hilang kontolku saja wahai budak manusia. Rasa gatal itu hanya akan mereda bila dengan sisik di penisku ini. Apa kau mengerti?” bisik makhluk itu ditelinga Gisti.

“Aaaaghhhh,,, iyaa tuaaan.. Tolong berikan itu pada hamba… Aggghhh….” ucap Gisti sambil terisak.

“Ada syaratnya!” ucap itu mengungkapkan Gisti tajam.

“Aaapp,, apa syaratnya tuaann? Aaagghhhh…” ucap Gisti sambil terus mendesah.

“Kau harus membuatku orgasme terlebih dahulu dengan mulut dan tanganmu itu. Kamu harus menghabiskan spermaku terlebih dahulu.”

“Ba,, baiklah Tu,,, aaagghhhh… Baik lah tuan…. Ssssst..”

“Lakukanlah sekarang dasar budak!”

“Ba, baik tuan.” Ucapkan Gisti sambil menyerbu tubuh makhluk itu.

Gisti mulai menggenggam penis raksasa Gunderewo dengan kedua tangannya. Diameternya tak muak dalam genggaman tangan itu. Dia kemudian menjilati penis bersisik itu dengan sangat bernafsu. target Gisti mencoba untuk memasukan benda ke dalam mulutnya. Namun sekeras apapun dia mencoba, benda itu tak pernah bisa masuk ke dalam mulut yang terlalu mungil itu. Gisti menjilati setiap inci penis dari makhluk yang paling menjijikan itu dengan sangat telaten. Dia menjilati penis dari makhluk yang telah membuatnya muntah beberapa jam yang lalu. Gisti telah kehilangan akal sehatnya. 15 menit sudah Gisti menjilati penis besar bersisik Gunderewo itu, namun sama sekali belum terlihat jika benda itu akan segera memuntahkan spermanya. Sedangkan rasa gatal di dalam vaginanya telah mencapai level maksimal. Gisti akhirnya menangis.



‘Bleeeeesss’ akhirnya penis besar itu menembus liang vaginanya yang sudah sangat basah.

Benda besar itu langsung rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya. Gisti pun menggoyangkan pinggulnya dengan sangat cepat di atas tubuh makhluk itu. Gisti menikmati menikmati kenikmatan yang batang penis makhluk itu tengah berikan pada vaginanya.

“Aagggghhh… Enak nya… Ooohhh,, ahhhhhh….” desah Gisti sambil goyangan vaginanya.

Gunderewo itu hanya bisa tertawa dengan sangat lantang melihat aksi Gisti saat itu. Gisti sedang menggerakan tubuh seksinya dengan sangat lincah di atas tubuhnya. Gadis cantik itu tengah menunggangi penis raksasanya dengan bersusah payah. Namun wajahnya memancarkan rona kenikmatan yang sangat dahsyat. Wajahnya mendongak ke atas, kedua matanya terpejam, sedangkan mulutnya membuka lebar. Hal itu sungguh sangat membuat makhluk itu terangsang. 15 menit menggenjot penis besar Gunderewo, vagina Gisti pun mulai berdenyut menandakan dia akan segera mendapatkan orgasme kembali. Gadis itu melompatan pinggulnya, menghentak penis Gunderewo itu semakin keras. Tubuhnya dipenuhi dengan keringat. Kuncir telah terbuka sehingga rambut panjangnya terurai bebas dan keringanan keringat

“Aaaaggghhh,, tuan,, kontol tuan nikmat bangeett… Aaagghhhh,, hamba, orgasme lagi tuannnn… Agggghhhh…” jerit Gisti sambil melepas orgasmenya yang kedua hari itu.

cairan hangat menyembur dengan sangat deras di liang vaginanya. Gisti bahkan mengalami squirting. Vaginanya mengeluarkan cairan dengan sangat derasnya. Seluruh tubuh Gisti mengejang untuk beberapa saat, lalu ambruk menimpa tubuh besar Gunderewo. Gisti sangat menikmati orgasmenya Kali itu, hingga lupa untuk memanjakan Gunderewo. Gunderewo itupun marah pada Gisti. Dia lalu mengeluarkan kembali cairan precumnya di dalam vagina Gisti dengan cukup banyak. Hal ini langsung membuat vagina Gisti sangat gatal dibuatnya. Gisti bahkan sampai scream kaget dibuatnya. Dan tanpa menunggu lama lagi, dia pun kembali menggoyangkan pinggulnya menggesek penis besar Gunderewo. Tak beberapa lama kemudian, Gisti mengalami orgasme nya kembali. Lagi, seluruh otot di tubuhnya mengejang lalu ambruk tak bertenaga. Hal ini kontan membuat Gunderewo itu sangat marah. Akhirnya makhluk besar ini mengeluarkan precumnya yang sangat beracun di dalam vagina Gisti. Precum ini mengandung bakteri yang sangat ganas.

Bakteri yang akan terus menggigiti dinding vagina Gisti, menimbulkan rasa gatal yang teramat sangat. Bakteri ini takan berhenti menggigit seluruh rongga di dalam liang vagina Gisti, meskipun dia telah mendapatkan orgasme. Bakteri ini hanya bisa hilang oleh cairan sperma Gunderewo saja. Gisti sangat tersiksa dibuatnya.

Vaginanya semakin terasa gatal saja, padahal dia baru saja mendapatkan orgasme. Gisti pun mulai tubuhnya untuk bergerak, sehingga kelamin mereka saling bergesekan kembali. Namun sebaliknya antara kelamin mereka hanya membuat vaginanya saja. Vagina Gisti sudah sangat membanjiri dibuatnya. Peluh keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Ntah sudah berapa kali dia mendapatkan orgasme dan squirting hari itu. Namun rasa gatal di vaginanya tak pernah berhenti.

Gisti sudah sangat lemah, tenaganya sudah habis terkuras. Namun dia tetap memaksa pinggulnya tetap menggoyang, meskipun tubuh bergetar hebat. Tak lama mendapatkan, Gisti pun mendapatkan orgasmenya kembali untuk kesekian kali lipat. Tubuhnya mengejang dengan sangat dahsyat, lalu dia jatuh pingsan kembali. Melihat mangsanya berbaring tak sadarkan diri, Gunderewo itu hanya berbohong. Dia mengikat penisnya dengan satu tarikan kuat. Mahluk itu lalu merebahkan tubuh Gisti mengangkang. Dia lalu menjilati vagina gadis itu dengan sangat bernafsu. Vagina Gisti yang sudah sangat membasah dijilatnya dengan sangat rakus.

Lidahnya segera keluar di dalam vagina Gisti dengan sangat lincah. Mahluk itu memasukan lidah panjangnya sangat jauh ke dalam vagina Gisti. Sehingga masuk kedalam rahim Gisti. Mahluk itu lalu menjilatinya gemas. Gisti hanya bisa mendesah lemah dibuatnya. Dia sudah tak memiliki tenaga sedikit pun hanya sekedar untuk membuka mata. Namun vaginanya tak pernah berhenti mengalami orgasme. Cairan cintanya yang bercampur dengan air kencing menyembur setiap kali dia orgasme. Muncrat hujan lantai gua yang pengap dan lembab itu.

Setelah puas menjilati vagina gadis tersebut, Gunderewo itu kembali memasukan penis besar nya ke dalam vagina Gisti yang sudah sangat melar. Mahluk itu kembali menghentak kan penisnya dengan sangat kuat dan keras di dalam vagina gadis itu, membuat tubuh Gisti terlonjak-lonjak. Karena jepitan vagina Gisti sudah sangat lemah, Gunderewo pun membalikan tubuh mangsanya tersebut. Mahluk itu mulai memposisikan tubuh Gisti untuk menungging.

Lidah panjangnya segera menjilati dan mengoreki liang dubur Gisti. Membuat Gisti kembali menggeliat. ingin dia masukan lidah panjangnya itu ke dalam sana, mencoba membuat lubang itu sedikit melebar. Ketika dirasa sudah cukup basah, Gunderewo pun memposisikan penis besarnya di depan lubang dubur Gisti. Dan dengan satu sentakan keras, amblas lah seluruh penis besar nya merobek anus Gisti. Gisti berteriak dengan sangat keras. Seluruh otot di tubuhnya merasakan merasakan sakit yang amat sangat. Gisti pun pingsan kembali.

Cengkraman otot dubur Gisti seolah mencekik penis Gunderewo itu. Mahluk itu kembali merasakan nikmatnya tubuh gadis itu. Sekarang Gunderewo itu sudah tak peduli lagi dengan keadaan Gisti. Dia hanya ingin segera mencapai orgasmenya.

Dia mulai menyetubuhi dubur Gisti dengan sangat kasar. Tak lama makhluk itu pun mendapat orgasmenya yang pertama saat itu. Dia menggeram sambil menyembur kan sperma panasnya memenuhi liang dubur Gisti. Tangan besarnya meremas kuat payudara Gisti, gigi-gigi tajamnya menggeremet. Dan seluruh tubuhnya mengejang, lalu ambruk menimpa tubuh kecil Gisti dengan penis yang masih menancap di liang dubur gadis itu. Setelah mendapatkan orgasmenya, penis besar Gunderewo mengecil dengan sendirinya. Lalu benda itu keluar dari dalam dubur Gisti secara perlahan. Mahluk itu tersenyum dengan sangat lebar.

Rona kepuasan tergambar jelas di wajahnya. Mahluk itu pun menghilang ntah kemana. Meninggalkan Gisti sendiri dalam kondisi yang sangat mengenaskan di gua tersebut. Tinggallah Gisti sendiri di gua lembab nan pengap itu. Tubuhnya sudah sangat mengenaskan, dalam posisi yang menungging. Lubang vagina dan duburnya menganga sangat lebar, bercak darah masih terlihat jelas di kedua lubang tersebut. Gisti mati dengan kedua lubang yang sangat basah oleh lendir dan oleh cairan sperma Gunderewo yang berwarna hitam pekat. Namun roh Gisti dibawa oleh sang empunya sperma ke alam nya. Yaa, roh Gisti dijadikan gundik oleh sang Gunderewo itu di alamnya.

Dan sejak hari itu, reporter ketiga tersebut tak pernah kembali dari desa tersebut. Di mulai hari itu, Sandra, Gisti, dan Gilang tak pernah terlihat keluar dari desa itu. Yaa, mereka bertiga tewas dengan sangat mengenakan di desa Cimani Gunderewo itu. Tanpa ada seorang pun yang mengetahui kejadian itu, kecuali para penduduk setempat. Rahasia dari desa Cimani Gunderewo pun masih terjaga dengan rapat….

Post a Comment

Previous Post Next Post